JIHAD DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN
Islam adalah spirit kreatif dan reformatif. ajaran
tauhid yang diserukan nabi muhammad terkait dengan nilai-nilai kemanusiaan
universal dan keadilan yang dijujung tinggi, di dalamnya mencerminkan akan
ketidakadaannya faham fundamentalis, radikal dan ekstrimisme.Namun belakangan ini,
isu-isu tentang islam begitu buruk dimata kancah internasiaonal, tak lain
karena banyak dari kalangan islam sendiri yang mengaku dirinya paling benar
sehingga mempropaganda kaum awam untuk membuat tindakan ekstrimisme yang tidak
sesuai dengan nilai-nilai islam itu sendiri. Contoh kecilnya , adanya bom bunuh
diri yang sudah bertebaran dimana-mana dengan mengatas namakan JIHAD . Padahal
disana tidak ada prinsip humanisme , justru merugikan tatanan sosial
masyarakat. Oleh karenanya, pemaparan tetang jihad ini sangat penting untuk
menepis rasa penasaran dalam memahami hakikat jihad itu sendiri. kesalahpahaman
maupun penyempitan makna yang cendrung mendorong tindakan kekerasan, hal ini
didasari pemahaman atas wahyu-wahyu Alquran tentang jihat yang turun pada
periode mekah yang berorientasi dakwah, sementara ayat-ayat jihad periode madinah berorientasi
perang, seperti ayat-ayat jihad dalam surah al-Anfal dan at-Taubah. Namun
ayat-ayat jihad madinah dipandang menghapus ayat-ayat jihad periode Mekah.
Jihad dalam bahasa arab merupakan
bentuk kata jadian[ masdar].dari kata
jahada-yujahidu-jihadan-mujahadatan. Adapun kata dasarnya adalah jahada-yajhadu-jahdan/juhdan yang berarti
kekuatan. Penyusun lisanul-arab misalnya mengartikannya dengan
kesungguhan/kesulitan dan kepayahan atau mengerahkan segenap kekuatan dan
kemampuan, baik ucapan maupun perbuatan. Dalam bahasa kontemporer, hal ini biasa
di artikan dengan istilah perang. Perang berarti mengangkat senjata yang dilakukan
oleh dua kubu baik masalah suku, ras, etnis maupun yang menyangkut negara
sekalipun.
Dalam alquran sendiri, jihad disebut
sebanyak 41 kali dan tersebar dalam 19 surat, didalamnya mengajarkan perjuangan [berjihad]
bagi kaum muslimin dalam menjaga terlaksananya dakwah islam dengan aman,
menjaga kebebasan beragama dengan tenang, atau untuk membalas serangan dalam
pembelaan diri. Namun islam tidak serta merta memerintahkan kaum muslimin untuk
langsung berperang melawan kaum musyrik dan kafir melainkan menunggu fase
yang panjang menuju peperangan , dimulai dari perintah untuk bertahan dalam
berdakwah dengan prinsip sabar dan
pemberian maaf atas kesalahan kaum
kafir disaat mereka menghalangi dakwah dan bahkan dalam kasus penyiksaan yang
dialami kaum muslimin . sampai kepada perintah perang melawan kaum kafir pada
tahun kedua Hijriyah. Ini merupakan konsep perjuangan yang diajarkan dalam
alquran yang mencerminkan paradigma yang sangat strategis, ini bisa dilihat dari
kronologis proses turunnya alquran, mari kita simak surah athur [52]:48 yang
artinya “Dan bersabarlah [muhammad] menunggu ketetapan
tuhanmu, karena sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan kami “ ketika
itu, Allah belum mengizinkan kaum muslimin untuk membalas kejahatan dengan
tindakan serupa. Justru Allah memerintahkan untuk membalasnya dengan
kebaikan. Alloh berfirman,” tolak perbuatan buruk mereka dengan [cara] yang
lebih baik. kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan [kepada
alloh].”[al-Mu’minun [23]:96].Lebih tepatnya jihad pada saat itu adalah
berjihad dengan alquran, hujah,dan bukti yang kuat. Allah berfirman,”......dan
berjuanglah terhadap mereka dengan [alquran]dengan [semangat] perjuangan yang
besar.” [al-Furqon [25] 52 ].
Akan tetapi, ketika azab yang terima
oleh kaum muslimin semakin menjadi-jadi, siksaan datang bertubi-tubi hingga
mencapai puncaknya, maka Rasul pun hijrah ke madinah dan memerintahkan
sahabatnya untuk turut hijrah bersama beliau setelah tiga belas tahun Rasul
saw. diutus .
Di kota Madinah yang menjadi ibu kota
baru Bagi kaum muslimin, mereka baru diizinkan untuk berperang selama mereka
diserang lebih dahulu. Mereka terpaksa menjadikan pedang sebagai solusi demi
membela diri. Dan hal itu sebagai jaminan
atas keamanan dalam menda'wahkan agama Allah swt. Ayat tentang peperangan yang
pertama kali diturunkan oleh Allah swt.adalah yang artinya “Diizinkan
[berperang] bagi orang-orang yang diperangi karena sesungguhnya meraka
didhalimi........” [al-Hajj [22]:39-41].
Yang pada akhirnya, pada tahun kedua
hijrah Nabi ke Madinah, Alloh telah mewajibkan jihad dengan firmannya yang
artinya “ Diwajibkan bagi kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan
bagimu. tetapi, boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu padahal itu baik bagimu.dan
boleh jadi itu baik bagimu padahal itu tidak baik bagimu. Allah
mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.”[al-Baqarah [2]: 216].
Terlepas dari itu semua, Konsep jihad
[perjuangan] yang diajarkan alquran sangat dinamis dan mengajarkan akan
pentingnya spirit berfikir dalam mengambil keputusan, menelisik pertimbangan
yang mendalam dan tidak menafikan adanya kondisi sosial, politik dan budaya yang
cenderung disepelekan.
Melihat
dokumen sebab turunnya ayat-ayat jihad, Muhammad Chirzin dengan mengutip Salman al-Audah, membagi
secara kronologis ayat-ayat menjadi empat fase. pertama, tahanlah tanganmu [ini
terjadi pada ayat-ayat yang turun di mekah]. kedua, telah diizinkan berperang
bagi yang diperangi. fase ketiga, perangilah dengan tujuan menegakkan hukum
tuhan. Dan yang keempat, perangilah semua lawanmu [kafir, musyrik, murtad dan
munafik].
Ironisnya,di
zaman sekarang ini banyak interpretasi alquran yang ditelan mentah-mentah
didasari paradigma pemikiran yang sempit sehingga muncullah pemikiran yang sangat fundamental yang cenderung
ekstrim. Dan diperkeruh oleh datangnya terorisme. Kebanyakan konsep jihad yang
dipakai mereka menjustifikasikan ayat-ayat Madaniyah dan mengapriorikan ayat-ayat mekah.
Terorisme merupakan spektrum terbaru
yang dipakai oleh orang western untuk di tujukan kepada umat islam, tak lain
karena efek yang terjadi pada 11 Sepetember 2001 di WTC Amerika. Padahal gelar terorisme tidak pantas disandang
oleh umat islam yang notabena ajaran islam sendiri mengajarkan prinsip Rahmatan
lil alamin. Memang sebagian dari umat islam sendiri yang memaksakan ayat
untuk dijadikan dalil supaya sesuai dengan keinginannya belaka.
Padahal kalau kita pahami bersama
konsep teror yang dicanangkan oleh para terorisme bukan solusi yang baik dalam
menegakkan kalimat allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar